I.
Pengertian
Antropometri
(dari Bahasa Yunani άνθρωπος yang berati manusia and μέτρον yang berarti
mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam
antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi
fisik manusia.
Kini,
antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan
pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data
statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat
perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.
II.
Tes Antropometri
Tes Antropometri ialah tes untuk
mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh
manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk
atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah
penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk jenis pekerjaan
tertentu dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes
antropometri akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau
tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara
ideal. Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan tubuh yang
serasi (ideal). Tes ini meliputi:
1. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
2. Pengukuran Berat Badan (BB)
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LLA)
Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB meru-pakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada se-mua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja se-perti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan tim-bangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama. Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi pe-nyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organome-gali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk me-nilai status nutrisi.
Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yang tepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu.
BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase
- >120% disebut gizi lebih
- 80-120% disebut gizi baik
- 60-80% tanpa edema = gizi kurang
- Dengan edema = gizi buruk
- <60% disebut gizi buruk
Perubahan BB perlu mendapat
perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut.
Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi: 1. Ringan = kehilangan 5-15%,
2. Sedang = kehilangan 16-25%, Berat = kehilangan >25%
Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran
antropometrik kedua yang terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah
dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan
informasi penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak Ukuran
tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai
tinggi maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses
pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan
berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau.
Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif, dapat diulang,
alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.
Kerugiannya perubahan tinggi badan
relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat.
Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan
pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada BB,
pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis
kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB
atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U
dibandingkan dengan standar baku (%)
- 90-110% = baik/normal
- 70-89% = tinggi kurang
- <70% = tinggi sangat kurang
Rasio BB menurut TB (BB/TB)
Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai proporsi tubuh. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB menjadi tidak bermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan (growth spurt) pada masa pubertas. Keunggulan parameter ini adalah jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan pasti. Interpretasi BB/TB (dalam %)
- > 120 % : obesitas
- 110-120 % : overweight
- 90-110 % : normal
- 70-90% : gizi kurang
- <70% : gizi baik
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA)
menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang
tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat
badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang
pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).
Pengukuran LLA ini mudah, murah,
alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat yang
digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA
ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan
gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga
dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak. Interpretasi
hasil dapat berupa:
- LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk
(merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning), >13.5 cm = gizi
baik (hijau).
- Bila umur tidak diketahui, status gizi
dinilai dengan indeks LLA/TB: <75% = gizi buruk, 75-80% = gizi
kurang, 80-85% = borderline , dan >85% = gizi baik (normal).
Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah
berat badan kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Indeks massa
tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan
tinggi badan. Prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut :
- Berdiri tegak lurus
- Pandangan lurus kedepan
- Saat pengukuran berat badan, atlet atau
orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin. Tinggi badan satuan
alatnya adalah cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg)
- Alat yang digunakan, antropometer, meteran
yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera.
Indeks massa tubuh dapat digunakan
untuk mengetahui berat badan ideal. untuk mengetahui indeks massa tubuh
dapat digunakan rumus berikut.
Indeks massa tubuh (IMT) =
|
berat (kg)
|
tinggi2 (m)
|
Misalnya seorang anak laki-laki
memiliki tinggi 1,64 m dan berat 55 kg, maka IMT anak tersebut adalah:
IMT =
|
55
|
= 20,4 atau dibulatkan
menjadi 20
|
1,64 2
|
Untuk menafsirkan hasil
perhitungan, katagori indeks massa tubuh dan kaitannya dengan risiko
kesehatan disajikan pada tabel berikut ini.
IMT
|
Resiko
Kesehatan
|
19–24
|
minimal
|
25–26
|
rendah
|
27–29
|
sedang
|
30–34
|
tinggi
|
35–39
|
sangat tinggi
|
di atas 40
|
luar biasa
tinggi
|
Indeks massa tubuh digunakan untuk
memprediksi status gizi anak usia sekolah yaitu keadaan obesitas. Ada beberapa
rumus yang dipergunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui berat
ideal serta batas dari kewajaran berat seseorang. Dalam pengukuran berat
badan ideal di kalangan medis dan olahraga menggunakan rumus yaitu :
Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )
Berat Badan ideal = 90 % x ( Tinggi
Badan – 100 ) atau ( Tinggi Badan – 100 ) - 10%
Batas Kewajaran
1) Berat Badan Max = 120 % x
( Tinggi Badan – 100 ) 2) Berat Badan Min = 80 % x ( Tinggi Badan – 100 )
Contoh :
Adi seorang siswa yang memiliki
berat badan 30 kg dengan tinggi badan 132 cm. Berapakah berat badan ideal,
maksimum dan minimal Adi ?
Jawab :
Dari data tes yang telah terkumpul
diketahui Adi memiliki berat badan = 30 Kg dengan Tinggi badan = 132 cm.
Maka :
BB Ideal = 90% x (TB -100 )
= 90% x ( 132 – 100 )
= 90/100 x 32 = 28, 8 kg
Berat badan max = 120 % x (TB – 100
)
= 120%x (132-100 )
= 120/100 x 32 = 38,4 kg
Berat badan min = 80 % x (TB – 100
)
= 80% x ( 132 – 100 )
= 80/100 x 32 = 25,6 kg
Kategori :
Kurus BBI > BB sebenarnya (-5
kg)
Gemuk BBI < BB sebenarnya (+5
kg)
Ideal BBI = BB sebenarnya
No comments:
Post a Comment